Kamis, 30 November 2017

Tips Memilih Penerbit Indie 2


Hai sahabat penulis Nusantara. Apa kabar nih? Semoga pada sehat dan bahagia ya ... Kalian sepakat kan kalo bagi kalian keberadaan kami tentu sangat bermanfaat. Dengan adanya penerbit indie karya-karya kalian bisa diterbikan sesuai keinginan. Mulai dari cover, layout, bahkan gaya tulisan. Coba jika di penerbit mayor. Hak-hak kalian sebagai penulis pastinya akan dikebiri,  mulai dari gaya tulisan sampai dengan isi tulisan bakal  dipangkas habis sesuai keinginan mereka. Makanya ada yang bilang penerbit indie adalah tempat para penulis idealis berkarya. Aku sih yes dengan pendapat itu!!! Ckck

Tapi apapun penerbitnya mau mayor mau indie, yang terpenting kalian paham tujuan kalian dalam menulis untuk apa? Menulis untuk kebahagiaan, menulis untuk lembaran rupiah, atau menulis untuk ibadah? Tujuan-tujuan itulah yang harus kalian pertahankan dalam hati. Lalu perjuangkan tujuan itu, pastikan pula tujuan itu benar-benar bisa kalian raih.

Caranya gimna Min? Sederhana kok caranya. Cukup berjuang dan berdoa. InsyAllah semuanya segera menjadi nyata.

Nah kali ini PPT hadir lagi  nih, tujuannya masih sama  yaitu memberikan sedikit tips bagi para penulis-penulis kece seantero nusantara. Di tulisan yang sebelumnya PPT sudah memberikan tips memilih penerbit indie yang aman bebas dari tipu-tipu. Semoga tulisan sebelumnya cukup membantu sahabat-sahabat penulis yang masih bingung dalam memilih penerbit! Untuk para penulis yang belum sempat membaca bisa dibaca di www.pustakatunggal.co.id dengan judul  Tips Memilih Penerbit Indie 1

Kali ini PPT tentunya nggak bakal bahas masalah tipu-tipu lagi. Kali ini PPT akan bahas masalah yang lain, PPT akan mengajak kalian masuk ke ranah yang lebih dalam, berpikir jauh ke depan. Yaitu tentang sejauh mana keseriusan penerbit indie hadir menjembatani kalian dalam berkarya? Sebagai seorang penulis pertanyaan di atas tentu sangat penting untuk ditelaah lebih dalam. Terutama untuk penulis-penulis yang ingin menjual dan memasarkan bukunya dalam waktu yang panjang. Kan nggak lucu ya kalo kita mau pesan untuk cetak lagi eh penerbitnya sudah hilang ditelan bumi. Bisa-bisa kalian teriak-teriak, "tolooong ... tolong ... naskahku mana?"

Tapi kan aku punya file PDF sama covernya Min? Aku bisa cetak sendiri aja Min kalo mereka ngilang!!! Eits hati-hati loh bisa berurusan sama hukum kalo tanpa seizin mereka kalian memperbanyak isi buku.
Loh kok gitu itu kan karya kami? Betul itu karya kalian tapi saat kalian memutuskan menerbitkan buku di penerbit. Secara tidak langsung penerbit tersebut memegang penuh hak untuk memperbanyak buku tersebut. Makanya sering kita lihat di halaman balik judul sebuah buku ada tulisan "DILARANG KERAS MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI BUKU TANPA IZIN TERTULIS DARI PENERBIT" ancaman hukumannya, pidana minimal 1 tahun maksimal 7 tahun dan denda minimal 1juta maksimal 5 milyar loh.

Sampai kapan penerbit memegang hak memperbanyak buku itu Min? Untuk penerbit lain kami sih tidak tahu ya. Tapi khusus di PPT kerja sama terjalin selama penulis belum mengajukan surat penarikan naskah. Maksudnya? Penulis yang ingin mengakhiri kerjasama wajib memberikan surat permohonan penarikan naskah kepada pihak PPT. Setelah kedua belah pihak setuju untuk mengakhiri kerja sama, baru penulis akan diperkenankan memperbanyak karyanya secara INDIE tanpa terikat lagi dengan penerbit. Dengan syarat buku yang kalian cetak harus dengan cover, edit, layout baru tidak lagi mengunakan cover, edit dan layout dari penerbit. Perihal penarikan naskah, penulis bisa mengajukan setelah naskah minimal berumur 6 bulan kami terbitkan.

Kembali lagi ke penerbit yang menghilang tadi. Kan mereka sudah ngilang Min? Ia benar mereka memang sudah menghilang resiko mereka menuntut pun sangat kecil. Tapi lebih baik berhati-hati, jangan sampai ketika buku kalian sudah bestseller laku di mana-mana. Mereka merasa punya hak dan akhirnya mereka hadir gentayangan lagi minta haknya sebagai penerbit. Kita tidak pernah tahu watak seseorang kan? Maka lebih baik berhati-hati.

Nah makanya ada baiknya, yuk cari tahu sejauh mana sih penerbit indie tersebut serius membantu kita dalam berkarya? Lalu bagaimana sih cara kita memastikan bahwa penerbit yang kita pilih benar-benar tepat? Ok langsung aja nih ya kita masuk ke poin-poin penting dalam memilih penerbit yang serius membantu kita.

1. Amanah

Pastikan jika kalian memilih penerbit. Penerbit yang kalian pilih adalah penerbit yang amanah dalam memegang tanggung jawab. Penerbit yang amanah tidak berorientasi pada berapa bayak naskah yang bisa mereka terbitkan, tapi mereka lebih memikirkan bagaimana cara memberikan pelayanan kepada custemer  dengan baik. Mereka percaya jika pelayanan yang baik dengan sendirinya akan membangun kepercayaan dikalangan penulis, dengan begitu mereka tak akan obral harga penerbitan secara besar-besaran demi menarik minat penulis.

Bagi penerbit amanah kwalitas lebih penting dari pada kuantitas.

2. Menjembatani

Seperti apa yang sudah kami singgung di awal. Jika ingin memasarkan karya kalian dalam waktu yang panjang, maka kalian harus meyakinkan diri bahwa penerbit yang kalian pilih benar-benar mampu bertahan dan serius menjalankan usaha penerbitan yang mereka kelola.

Bukankah selama ini sudah banyak penerbitan yang hadir lalu tenggelam? Berapa banyak penulis yang akhirnya harus merelakan naskahnya hilang? Tidakkah kalian perhatikan apa kesalahan yang mereka lakukan? Jika kalian tidak tahu izinkan kami memberitahu!! Ini pun masih sebatas pengamatan dan pengetahuan kami yah. Menurut kami ....

MEREKA TIDAK JUJUR!!!

Tidak jujur di sini bukan dalam artian mereka menipu kalian. Tapi makna tidak jujur di sini adalah mereka telah menipu diri sendiri. Kebanyakan dari mereka yang akhirnya tenggelam ke dasar laut selalu mengatakan "Ingin menjembatani penulis dalam berkarya" dengan berpegang pada jargon tersebut, harga penerbitan mereka diskon besar-besaran, harga buku dijual semurah mungkin, royalty diberikan sebesar-besarnya. Padahal buku yang mampu dijual hanya di kisaran 7-15eks, Mereka tidak menghitung apakah  mereka bisa mendapatkan keuntungan dari kebijakan yang diputuskan. Mereka tidak jujur akan hal tersebut, membohongi diri sendiri. Sejatinya seseorang memulai usaha apapun. tujuan utamanya adalah "UANG".

Sampai di sini, jika kalian beranggapan kami MATREALISTIS maka dengan tegas akan kami bantah anggapan tersebut. Kami tidaklah matrealistis, karena tujuan kami sama seperti mereka yaitu menjembatani penulis dalam berkarya. Hanya saja cara berpikir kami yang berbeda. Kami berpikir REALISTIS bahwa untuk membangun JEMBATAN yang kokoh butuh BIAYA pembangunan yang besar. Kami tidak ingin membangun jembatan yang nantinya mudah hancur dan beresiko menenggelamkan kapan saja.

3. Memberi Solusi

Penerbit yang baik selalu memberi solusi. Bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia penerbitan, bukan rahasia umum jika proses menerbitkan sebuah buku tidaklah mudah. Banyak hambatan-hambatan yang akan terjadi dalam perjalanannnya. Mulai dari proses pra cetak, seperti pembuatan cover, Layout, editing  bahkan sampai proses cetak pun selalu diwarnai dengan masalah. Nah ... di sini lah pentingnya memilih penerbit yang mampu memberikan solusi.

Penerbit yang memberikan solusi akan menganggap sebuah masalah adalah tantangan yang menyenangkan, maka mereka tidak segan mengajak kalian bertukar pikiran. Membicarakan hal-hal demi mencari penyelesaian. Mereka akan mengurai setiap persoalan yang datang dengan sangat bijak.

Penerbit yang memberi solusi sudah tentu dapat berkomunikasi dengan baik. Tidak kaku, dalam memecahkan masalah. Dan dengan begitu tentu kalian akan sangat tertolong.

4. Berhitunglah!

Sebagai penulis kalian harus mampu berhitung. Bukankah menulis butuh waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan tulisannya? Begitu pula proses menerbitkan buku. Butuh waktu untuk melakukan editing, layout, cover juga cetak.

Relakah jika karya yang kalian usahakan dengan susah payah itu hilang begitu saja? Tentu kita sangat tidak rela!!! Maka sekali lagi carilah rumah yang tepat untuk melahirkan karya kalian. Rumah yang tidak mudah terbakar saat api membakar. Rumah yang tidak mudah hancur saat badai menerjang.

Ok ... Kita bahas untuk masalah editing. Berapa cepat sih proses ini? Rasanya tidak cukup jika hanya satu hari. Proses editing sejatinya butuh waktu minimal 2-3 hari. Itu jika naskah kalian sudah rapi. Lalu bagaimana jika masih berantakan pakai .... sekali? Bisa jadi sampai 1-2 minggu. Satu lagi editor pasti tepok jidat kalo nemu naskah model ini hehe. Kembali saya ingatkan Ini hanya untuk satu naskah. Dan hanya untuk tahap editing tidak termasuk yang lainya.

Pertanyaanya? Jika ada satu penerbitan yang menargetkan 50 atau 100 naskah dalam satu waktu dengan biaya murah! Brapa lama naskah bisa selesai? 1bulan? 2 bulan? Atau 3 bulan? Ah ... entahlah tapi yang jelas semakin banyak tenaga ahli yang mereka miliki semakin cepat mereka bisa menyelesaikan semua. Pertanyaan yang harus kalian jawab adalah berapa banyak tenaga ahli yang mereka miliki? Jika hanya 1 orang rasanya sangat tidak mungkin penerbit tersebut mampu menyelesaikan 100 naskah dengan waktu yang terbilang singkat.

Tahun lalu kami ingat betul ada salah satu penerbit indie yang melakukan terbit gratis di hari ulang tahunnya. Sepengamatan kami mereka termasuk penerbit indie yang cukup punya nama dan cukup baik dalam menjalankan tanggung jawabnya. So ... mari kita ambil pelajaran dari mereka, Penerbit sekelas mereka saja butuh waktu kurang lebih 6 bulan untuk menyelesaikan 80 naskah yang masuk. Jika tidak salah mereka saat itu dibantu 4 orang PJ event yang ahli dalam bidang edit sekaligus layout.

Tulisan ini tidak bermaksud menyudutkan penerbit manapun, kami hanya coba mengajak penulis berpikir panjang sebelum menerbitkan naskah, juga mengajak semua teman-teman penerbit untuk lebih hati-hati dalam melangkah, karena sejatinya semua penerbit punya kemungkinan yang sama untuk jatuh. Mari kita maju bersama dalam semangat saling mengingatkan dan menguatkan.

Nah cukup sekian ya tips dari PPT tentang memilih penerbit yang tepat untuk karya kalian. Silahkan pilih penerbit manapun yang menurut kalian bisa menjadi jembatan dan rumah yang kokoh untuk karya kalian.

Jika bermanfaat silahkan dibagikan jika mudarat silahkan dibuang :)

Rabu, 04 Oktober 2017

Tips Memilih Penerbit Indie 1

Sangat disayangkan di tengah menggeliatnya dunia literasi yang sama-sama kita cintai. Ternyata masih ada orang-orang yang memanfaatkan semangat yang kita miliki hanya untuk keuntungan diri sendiri. Sebenarnya tidak ada yang salah jika kita mencari keuntungan dalam dunia literasi. Tentunya, selama jalan yang ditempuh tidak merugikan pihak lain.

Dewasa ini kita dihebohkan dengan beberapa kasus penipuan berkedok penerbit indie. Atas dasar itu kali ini  kami akan sedikit memberikan tips agar kita terhindar dari kasus-kasus penipuan dengan kedok penerbitan.

1. Sebisa Mungkin Hindari Terbit Murah

"Woh ... enak aja," kata-kata ini pasti muncul dalam benak kalian saat kalian membaca judul poin pertama ini. Eits nanti dulu jangan keburu esmosi. Kita baca dulu penjelasannya.

Banyak penulis hanya terpaku pada paket murah. Macam-macam alasanya, bisa karena keuangan yang memang pas-pasan atau memang dia suka yang murah meriah. Untuk alasan yang pertama bisa dimaklumi, tapi untuk alasan yang kedua, "SUNGGUH terlaaaaluuuuu"

Langsung saja kita bahas kenapa terbit murah sebisa mungkin harus dihindari? Banyak penulis tidak paham, tidak sadar, atau mungkin pura-pura tidak tahu, jika penerbit wajib menyerahkan 2eks bukti terbit kepada PERPUNAS dan 1eks ke PERPUDA. Untuk memenuhi kewajibannya itu paling tidak penerbit harus memiliki dana 50-100rbu (tergantung ketebalan buku) untuk satu judul buku yang diterbitkannya.
Sekarang, coba bayangkan jika penerbit masih harus memberikan 1eks bukti terbit ke penulis? Jika sudah kalian bayangkan, mari kita teruskan. Kita asumsikan per-satu judul, penerbit membutuhkan dana 100rb. Perlu kita garis bawahi, itu hanya untuk bukti terbit, belum termasuk biaya layout, cover dan edit naskah.

Sekarang kita ambil kesimpulan? Kira-kira dengan biaya 100-150rbu apakah biaya penerbitan murah bisa menutupi biaya yang lain. Kita gunakan kemampuan hitung-hitungan matematika?  Rasanya kita semua sepakat jika itu tidak masuk akal.

Tapi ada kok penerbit murah bahkan geratis yang jujur? Wow ... wow .... wow!! Tunggu dulu yah, kami tidak mengatakan mereka tidak jujur. Memang ada beberapa penerbit yang sudah mampu secara finansial, managemen juga pemasaran, dan itu sah-sah saja. Suatu saat kami pun berharap bisa seperti mereka.

"Salam hormat kakak2 senior," heheh.

Begini ya kenapa sih kami menganjurkan untuk menghindari terbit murah? Karena kebanyakan yang mengadakan terbit murah itu penerbit-penerbit yang baru mulai merintis. Penerbit yang sedang gencar-gencarnya melakukan promosi. Kami tahu apa yang mereka harapkan saat melakukan terbit murah. Tentunya sebuah keuntungan. Mereka berasumsi dengan mengadakan terbit murah, mereka mampu minimal menjual 15eks dari buku yang diterbitkan. Dengan begitu mereka akan mampu menutup kekurangan biaya penerbitan bahkan mendapatkan keuntungan. Tapi, celakanya menjual buku indie itu tak semudah yang dibayangkan. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya salah satu hal yang paling nyata adalah masalah ongkir yang cukup membebani pembeli.

Akhirnya, mereka terjebak pada kebijakan yang dibuatnya sendiri, minat penulis untuk ikut program terbit murah membeludak, tapi finansial mereka belum kuat, marketing mereka belum mampu mendatangkan keuntungan. Ditambah lagi managemen mereka belum tertata rapi, Akibatnya mereka kelimpungan sendiri.

Bisa dibayangkan jika naskah yang harus diterbitkan mencapai 100judul. Perjudul mereka harus menutupi kekurangan biaya edit, cover dan Layout sekitar 100ribu perjudul, bahkan bisa lebih. Jadi untuk 100 judul mereka harus menutupi kekurangan sebesar 10juta? Jadi untuk penulis yang tetap bersikeras ikut terbit murah ada baiknya penulis membatu penerbit yang berasangkutan dengan membeli, mempromosikan, dan menjual karyanya. Percayalah, ada sebagaian penerbit yang menghilang bukan karena ingin menipu tapi karena salah menentukan kebijakan, dan akhirnya lari dari tanggung jawab.

2. Jangan Mudah Percaya, Juga Jangan Berburuk Sangka

Poin kedua ini sangat penting untuk penulis. Sebagai penulis tentunya kita dituntut untuk berfikir cerdas. Jadi sudah seharusnya sekarang kita kembali menggunakan logika waras kita. Sebelum memilih penerbit ada baiknya kita mencari tahu trek rekor penerbit yang akan kita ajak kerja sama. Bagimana mereka memperlakukan custemer? masalah perizinan mereka? apakah mereka amanah? Dll

Untuk masalah perizinan ada baiknya kita mencari tahu apakah penerbit yang bersangkutan sudah terdaftar di PNRI atau belum? Caranya kita bisa masuk langsung ke web perpunas. Jika setelah dicari tidak terdaftar maka jangan buru-buru mengambil kesimpulan kalo mereka penerbit abal-abal. Karena bisa jadi mereka adalah penerbit lini. Penerbit lini adalah penerbit yang bekerja sama dengan penerbit lain untuk memperoleh ISBN. Jadi ada baiknya kita tanyakan terlebih dahulu apakah mereka penerbit lini atau bukan. Jika jawabanya, "iya" maka langkah selanjutnya kita tanyakan nama penerbit yang bekerja sama dengan mereka dalam mengurus perijina ISBN, lalu lakukan konfirmasi langsung kepada penerbit tersebut.

3. Intip Sosial Media Mereka

Penerbit yang sudah mendapatkan kepercayaan dari penulis, biasanya di galeri foto sosial media mereka banyak terdapat buku-buku yang telah selesai cetak dan sampai ke tangan penulis. Dan dari jejak-jejak status yang pernah mereka buat, pasti kita akan menemukan banyak tanggapan-tanggapan kepuasan atau ucapan-ucapan terima kasih dari penulis yang pernah menerbitkan karyanya.

Demikian yang bisa kami sampaikan kurang lebihnya mohon maaf. Salam literasi :)

Jika bermanfaat silahkan dishare

Penerbit Pustaka Tunggal
www.pustakatunggal.blogspot.co.id
WA: 089616268524
Jamal Mirdad